"Viska, kenapa Viska? Kenapa? Kenapa kamu belum bisa menyerah dan masih saja berharap?Bukankah kamu tau, kalau berani berharap itu harus siap kecewa? Tidak kapokkah kamu untuk kecewa oleh sikap Vino?" Viska bertanya pada dirinya sendiri. Perlahan embun yang sejak tadi bergelayutan di kedua pelupuk matanya jatuh dengan derasnya.
Categories:
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah berkomentar.. Saran dan kritiknya saya tunggu lho.. :-D