Viska berjalan dengan langkah pelan. Namun Ia tidak sendirian. Ada seseorang yang menggenggam tangannya. Pria itu menatap wajah kekasihnya yang pucat dengan tersenyum. Kemudian, Viska mengajak pria itu duduk pada sebuah bangku di pantai itu.
Vino kemudian semakin mendekatkan kepalanya. Perlahan bibir mungil Viska dikecup lembut oleh Vino. Viska yang awalnya kaget hanya diam tanpa bergerak sedikitpun. Tangan Vino yang tadi mengggenggam tangan Viska kini sudah memeluk kekasihnya itu. Viska yang tadi diam kini sudah membalas kecupan hangat lelaki manis tersebut. Mereka sangat menikmatinya seolah tak ada yang dapat memisahkan jiwa mereka.
Vino kemudian memeluk hangat tubuh kekasihnya itu.
"Percaya sama aku.. Aku bakal selalu ada buat kamu.. Kamu pasti bisa sembuh dari kanker itu. Aku akan selalu sayang kamu.. Oh Bukan.. Aku cinta sama kamu.. Now.. and For.. ever.." ujar Vino di tengah sayup-sayup. Awan jingga yang perlahan memenuhi langit seolah tak dapat memisahkan raga dan jiwa mereka.
Viska menghirup udara pantai yang asin dengan kuat, dan menghempaskannya perlahan. Nampaknya ia sangat menikmati saat-saat itu.
"Kamu lagi ngeliatin apa sih Vin?" tanya Viska pada pria yang masih menggenggam tangannya.
"Aku lagi ngeliat wajah cantik pacarku yang kayaknya seneng banget.." jawab Vino dengan senyum penuh makna.
"Vin.. Kamu udah tau kan.. Kata dokter sisa hidupku tinggal 6 bulan lagi.." ujar Viska dan melepaskan genggaman tangan Vino tiba-tiba.
"Aku nggak peduli.. Aku yakin kamu cewek yang kuat.. Aku sayang sama kamu Vis.. Aku minta maaf kalau selama ini aku sering buat kamu sedih. Aku yakin, suatu hari nanti ketika aku udah sukses, disampingku ada kamu yang selalu nemenin aku. Jadilah tambatan hati terakhirku Viska sayang.." jawab Vino sambil menatap Viska lekat-lekat. Dielusnya pipi pucat kekasihnya. Dibelainya rambut Viska dengan lembut.
Viska menatap nanar wajah manis kekasihnya. "Kamu gak malu pacaran sama cewek penyakitan kayak aku?"
"Dari dulu, sekarang, esok dan selamanya.. Cuma Deviska Reinadhar Hontinus yang aku sayang..."Vino kemudian semakin mendekatkan kepalanya. Perlahan bibir mungil Viska dikecup lembut oleh Vino. Viska yang awalnya kaget hanya diam tanpa bergerak sedikitpun. Tangan Vino yang tadi mengggenggam tangan Viska kini sudah memeluk kekasihnya itu. Viska yang tadi diam kini sudah membalas kecupan hangat lelaki manis tersebut. Mereka sangat menikmatinya seolah tak ada yang dapat memisahkan jiwa mereka.
Vino kemudian memeluk hangat tubuh kekasihnya itu.
"Percaya sama aku.. Aku bakal selalu ada buat kamu.. Kamu pasti bisa sembuh dari kanker itu. Aku akan selalu sayang kamu.. Oh Bukan.. Aku cinta sama kamu.. Now.. and For.. ever.." ujar Vino di tengah sayup-sayup. Awan jingga yang perlahan memenuhi langit seolah tak dapat memisahkan raga dan jiwa mereka.